Saturday, January 30, 2021
Wednesday, January 27, 2021
Tokoh Madiun: Abikoesno Cokrosujoso, Sang Penggagas Sumpah Presiden.
Tokoh Madiun: Abikoesno Cokrosujoso, Sang Penggagas Sumpah Presiden.
(Septian Dwita Kharisma)
Abikoesno Cokrosujoso adalah adik dari Haji Oemar Said (H.O.S) Cokroaminoto, Putra dari RM Abikoesno Cokrosujoso seorang pensiunan Wedana Kanigoro, Kabupaten Madiun.
Abikoesno Cokrosujoso lahir pada 15 Juli 1897 di Delopo Madiun, Abikusno Lulusan ELS dan Sekolah Ratu Emma Surabaya, dan selanjutnya memperoleh ijazah Arsitek dari Institut Tenknik di Arnhem. Sesudah itu, ia bekerja sebagai arsitek swasta. Dari tahun 1917 hingga 1919, beliau pernah menjabat Ketua Sarekat Islam (S.I.) Cabang Surabaya dan menjabat sebagai anggota di pimpinan pusat Sarekat Islam. Pada tahun 1932 setelah HOS Cokroaminoto meninggal dunia, ia menjabat sebagai Ketua Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), PSII adalah Perubahan nama dari SI pada tahun 1929. Pada tahun 1939 Abikusno menjadi ketua GAPI (Gabungan Politik Indonesia) sebuah Federasi Partai politik Nasionalis Indonesia pada era penjajahan Belanda.
Pada pendudukan Jepang di tahun 1942, ia menjabat Anggota PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) dan Anggota Chuo Sangi-in serta menjadi anggota BPUKI dari golongan ummat islam perkembangannya Abikusno di tunjuk sebagai Panitia 9, beliau turut merancang pancasila dan mengusulkan “Sumpah Presiden” sehingga Abikusno memperoleh gelar “penggagas Sumpah Presiden”.
Setelah Indonesia merdeka, Abikoesno menjadi Mentri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum Pertama Republik Indonesia di awal kemerdekaan pada 19 Agustus - 14 November 1945 dan menjabat kembali sebagai menteri perhubungan di masa Kabinet Ali Sostroamidjojo I (1953-1954).
Pada tahun 1946 Abikusno masuk dalam jajaran Persatuan Perjuangan (PP), Ia terseret dalam konflik politik dalam Percobaan Kudeta 3 juli 1946 oleh PP, sebuah perseteruan antara PP dengan Parlemen mengkritik Perdana Menteri Sutan Syahrir atas lambannya Diplomasi dan kebijakannya yang dinilai merugikan Negera. Dari kudeta itu Abikoesno Cokrosujoso dipenjara bersama Tan Malaka, ia dipenjara di Rumah Tahanan Militer (RTM) Madiun dan diberi Grasi lalu dibebaskan pada 17 Agustus 1948.
Setelah melepas karirnya di dunia politik, sang politisi Islam kawakan sekaligus mantan punggawa Serikat Islam dan Tokoh Kunci MASYUMI ini, kembali menjadi Arsitek dan meninggal pada 11 November 1969 di Surabaya karena mengidap tekanan darah Tinggi.
Sumber:
Anderson, Ben. 1988, Revoloesi Pemoeda Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-1946. Jakarta. Sinar Harapan
https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/abikusno-tjokrosujoso-wakil-islam-di-bpupki-yang-keras-kepala-dKTD
https://daerah.sindonews.com/berita/1340671/29/mengenal-abikoesno-tjokrosoejoso-menhub-pertama-ri?_gl=1*1bijugt*_ga*WkN0M0lUeHJYcDh4V1FLSjdiTWtvSXlwNmNya2VFb0ZHT2x5UHFpb3JJUGJTSFRVS2hWVnJ6bXRCZXZXTEZVYg..
(Septian Dwita Kharisma)
#sejarahmadiun
#madiunraya
#HistoriaVanMadioen
#sejarahperjuanganrakyatmadiun
#orangmadiun
#madiunmuda
#pemudamadiunbergerak































































