Sunday, September 22, 2019

Budaya Pecel Madiun





Lumpang batu alat tumbuk tempo dulu





Pecel





Pecel istilah ini cukup akrab terdengar ditelinga masyarakat yang tinggal di pulau jawa, walau kata ini sebenarnya adalah kata kerja yang mempunyai kesamaan makna dengan "tumbuk" atau "ndeplog" namun saat ini kata pecel cenderung merujuk pada sebuah jenis makanan. Banyak jenis makanan dengan menggunakan kata pecel, misalnya pecel pitik, pecel lele, pecel pincuk, lonthong pecel, krupuk pecel, nasi pecel dll. Jadi makanan pecel bisa ditemukan di pelosok desa dan kota di sepanjang pulau jawa. Pada umumnya kuliner pecel adalah sayuran yang di campur dengan bumbu yang berbahan dasar kacang, beda dengan pecel lele yang merujuk pada proses penyajian lele goreng yang di "tumbuk" pelan pakai uleg agar lebih empuk kemudian dicampur bumbu sambal dan lalapan.





Ada ungkapan "desa mawa cara, negara mawa tata" yang artinya menyesuaikan dengan kebiasaan serta budaya lokal, bumbu pecel mempunyai ke khas an yang berbeda pada masing-masing daerah, misalnya untuk pecel madiun khas sambel kacangnya ditambah asam kawak dengan rasa asin pedes manis yang cukup seimbang, pecel magetan dengan sentuhan khas bumbu kencur cenderung manis, pecel malang dan surabaya dengan sentuhan khas bumbu petis dan pecel-pecel daerah lainnya yang tentunya mempunyai ke khas an tersendiri baik bumbu kacangnya maupun lauk tambahanya seperti rempeyek udang,tempe mendoan, heci,lentho, tahu, dendeng ragi, ampela ati dan lain-lainnya. Dari bermacam pecel khas di nusantara mungkin hanya beberapa kota yang telah  menjadi sebuah brand kuliner andalan daerah diantaranya pecel Madiun. 





Pecel Madiun, salah satu pecel yang cukup populer dengan bumbu dengan cita rasa khas pedes,asin,manis lembut yang cukup seimbang. Sentuhan sayur khas Madiun yaitu sayuran/kulupan "kembang turi" , daun kenikir, daun pepaya, kembang kates, lalapan daun kemangi, lamtoro dan lainnya. Tambahan lauk rempeyek kacang atau ebi, ragi, sundukan, empal serta telor ceplok, kuliner ini sangat enak dan pas di nikmati di pagi hari bersama secangkir kopi serta di malam hari dengan teh jahe anget. Penyajian khas nasi pecel madiun juga cukup unik yaitu dengan daun pisang dipincuk yang ditempatkan pada wadah anyaman bambu , ini tentunya menambah nilai ramah lingkungan serta mempunyai nilai artistik tersendiri. Fenomena back to nature pun melanda penikmat kuliner  ini, keinginan untuk bernostalgia pada tahun 80 an muncul, dikala muda makan nasi pecel sederhana ala pedesaan dengan bungkus seadanya yaitu, daun jati "dongjati" atau daun ploso. Maka tidak heran jika sekarang banyak bermunculan warung nasi pecel gaya jadul th 80 an, yaitu "pecel godong jati".

Sejak perkembangan media informasi yang sangat pesat di era milenium, rasan-rasan kritik opini tentang nasi pecel mana yang paling uenak, lauknya ini itu dsb,  turut melahirkan serta melambungkan warung-warung pecel di Kota Madiun, walaupun ada beberapa warung pecel legendaris yang tidak kebagian era internet dunia maya dalam genggaman ini, contohnya warung pecel mbah Wongso, oro-oro Ombo, warung pecel yu Sum dekat Padepokan Merpati Putih dan masih banyak tentunya. Sedangkan juga ada warung menjadi legendaris karena langganan pejabat, misal Warung pecel "99" langganan Bapak SBY dan keluarga. Serta banyak warung legendaris tiga zaman yang masih eksis yaitu Warung pecel Yu Gembrot pasar Njoyo dan Warung nasi pecel Wir Kabul jl. Cokroaminoto.



Saat ini warung nasi pecel populer cukup melimpah 24 jam non stop yaitu : Warung Nasi pecel mBedeng barat PG Redjoagung, pecel Mbak Yayuk, pecel Mbok Wo dekat Carrefour, pecel Yu Dami Jl. Slamet riyadi, pecel Yu Tami Jl. Diponegoro, pecel mbak Har depan SMA 1, pecel Stasiun, pecel pojok, pecel sri tanjung, pecel Wiryo, pecel bu mandung  jl. Cokroaminoto, pecel Edi Sleko, Pecel Podang, pecel Rahayu jl. Agus Salim,pecel Yu Parti Magetan, pecel Yu Jum Sogaten ada beberapa yang khusus industri rumahan pembuatan sambal pecel yang telah di kemas dan siap kirim ke seluruh penjuru negeri misalnya sambel pecel Jeruk purut jl. Delima. 





Jejak Historis Pecel





Tentang masakan kuno telah ditelusuri dalam tulisan / inskripsi dari manuskrip msupun prasasti yang ada diantaranya :


1. Serat Centini menceritakan abad 17 menyebut "Kue Clorot -Apem -Semar Mendem -Kue putu mayang -kue coro bikang -kue rangin -mendut -Gempol Pleret -Kue Manco -Kue Gemblong -Cucur -Lepet -Besengek Tempe -Jadah -Wajik -Srabi -Balendrang -Jajan Pasar -Gudeg -Ketan Kolak Apem -Sayur Bobor -Sayur Menir -Opor Bebek -Tape -Brem -Kue Koci -Sekul Gaga -Timus -Pecel Iso -Sega Liwet -Rujak -Jenang -Dhawet -Tumpeng -Pisang Ayu" 


2. Prasasti Rukam - Mataram Hindu,829 Saka /907 M Klaten Jateng, menyebut "kuluban"


3. Prasasti Pangumulan A, Mataram Hindu 824 Saka /902 M menyebut "lalab", "grih/gereh", "dendain/dendeng"


4. Prasasti Taji,901 M Ponorogo menyebut "Rawon/Rarawwan,Kerupuk/Kurupuk, Rujak /Rurujak


Maka berdasar nama-nama kuliner yang tertera dalam prasasti kuno tersebut, apakah bahan, rasa dan penyajiannya hampir sama dengan saat ini yang tentunya sulit untuk di buktikan. "Pecel" dan beberapa makanan pendukung nya telah terbukti tertulis dalam manuskrip kuno sebagai makanan tua / jadul yang tentunya melegenda. (Disarikan dari Fb. Irwan irawan)





Pecel tenda biru madiun



Pecel adalah Budaya





Budaya adalah sebuah hasil cipta, rasa, karsa dan usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dalam lingkungan kehidupannya  yang tidak sama dan disamakan dengan lainnya. Maka nasi pecel khas adalah budaya masyarakat madiun yang wajib dan harus di lestarikan dan di kembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat madiun sendiri. Semestinya tidak hanya nasi pecel , variasi ke khasan gaya kuliner madiunan ada tepo pecel, lonthong sayur, tahu kecap, ayam geprek, ayam penyet, nasi sambel tumpang, nasi tumpeng dll, semuanya masih menggunakan unsur pecel, adalah produk budaya yang perlu kita sadari semuanya bahwa semua itu cocok, pas, sesuai dengan lidah dan perut kita sebagai warga masyarakat yang mewarisi tradisi budaya dari nenek moyang. 





Dalam proses pembuatannya pun, bumbu sambel pecel sudah seharusnya dipatenkan sebagai cagar budaya non bendawi dimana bagaimana memperlakukan kacang, memilih bahan dan sebagainya. Sedangkan untuk peralatannya pun jikalau kita bayangkan pada era klasik atau zaman kerajaan yang banyak memanfaatkan bahan dari batu, kayu, tembikar,  sedikit dari unsur logam, tidak heran diwilayah madiun dan sekitar banyak di temukan lumpang-lumpang batu, watu lesung, watu dakon dan gerabah-gerabah kuno yang merupakan alat-alat rumah tangga zaman dahulu.




Namun sebuah fenomena milenial dimana banyak generasi muda tidak menyadari hal tersebut, justru banyak gandrung dengan makanan ala orang bule, korea dan japan, tidak heran jika yang namanya warung Ayam tepungan selalu ramai uyel-uyelan sedang warung nasi pecel tenda biru tetep sepi. (Widodogb)


Thursday, September 19, 2019

Tamansari


Merujuk dari literasi-literasi yang beredar. Taman Sari didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I. Diyakini alasan didirikannya Taman Sari adalah untuk mengulur-ngulur waktu. Sesuai Perjanjian Giyanti tahun 1755, Sri Sultan Hamengkubuwono I diwajibkan mendirikan benteng di depan kraton nya (sekarang Benteng Vredeburg). Akan tetapi Sultan sengaja menunda-nunda pembangunan benteng itu dengan alasan pembangunan kraton belum selesai, dan pekerja-pekerja masih dikonsentrasikan membangun kraton, yakni Taman Sari itu. Padahal bangunan kraton sendiri sudah selesai sejak tahun 1780, tetapi sultan malah memerintahkan pembangunan bangunan Taman Sari yang rumit untuk mengulur waktu pengerjaan.

Arsitek bangunan Taman Sari sekarang masih jadi kontroversi, ada yg mengatakan arsitek bangunan itu adalah seorang Portugis (Demang Tegis), tetapi ada yg mengatakan arsiteknya adalah orang Jawa (R. Ronggo Prawirosentiko) yang mengadopsi bangunan Portugis. Fb. Brahmantio sudarto

Saturday, September 14, 2019

Sejarah Uteran

MADIUN (aenews9.com) -.Berbicara mengenai asal nama Desa Uteran, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, tidak bisa dilepaskan dari jaman pra sejarah sampai jaman penjajahan.

Desa Uteran yang masuk dalam wilayah Kabupaten Madiun, sudah didiami suatu masyarakat yang mempunyai peradaban yang tinggi. Dikarenakan Madiun merupakan wilayah yang subur, banyak dialiri sungai besar dan kecil seperti Bengawan Madiun, Kali Gandong, Kali Catur dan lainnya.
  
Hal ini telah dibuktikan dengan pernah diketemukan Artefak benda bersejarah di Desa Uteran, yaitu Prasasti Mruwak, di Desa Mruwak, Kecamatan Dagangan, Batu Lingga di Desa Sangen, Kecamatan Geger, Situs Ngurawan di Desa Glonggong, Kecamatan Dolopo, Batu Lesung berangka 249, dan Arca Durga berangka tahun 1338 tahun Saka (kedua benda tersebut berada di musium Gajah, Jakarta).

Geogarafis Desa Uteran yang tidak memiliki pegunungan dan sebagian besar dataran rendah, letak Desa Uteran diantara empat (4) Desa lain dengan ketinggian 220m diatas permukaan laut. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Nglandung, sebelah timur berbatasan dengan Desa Dagangan, sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pagotan, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jatisari.
    
Melihat Geografis Desa Uteran yang seperti itu, Penjajah Belanda ingin mendirikan perkebunan atau pengelolaan hasil perkebunan, pada tahun 1884 NV COOY COOSTERN VAN VOORH, mendirikan Pabrik Gula Pagotan di utara Desa Uteran.

Lokasi yang memenuhi syarat untuk sebuah pabrik, karena terletak di tepi jalan yang dapat memudahkan pengangkutan bahan baku produksi. Selain itu lokasinya yang bersebelahan dengan sungai dipakai untuk kegiatan pabrik.

Kepala Desa Uteran, SURYONO, S.H. mengatakan, menurut cerita pitutur pini sepuh dahulu, ada seorang yang bernama EYANG MARSANGIT, tidak diketahui siapa beliau tersebut, apakah seorang bangsawan kerajaan, penyebar agama atau prajurit kerajaan. Eyang MARSANGIT berhasil membuka hutan untuk dijadikan pemukiman serta mendirikan pemerintahan desa pada tahun 1789. Beliau menjabat pemimpin Desa tersebut selama kurun waktu 70 tahun lamanya. Beliau wafat dan dimakamkan di areal Masjid Jami' kompleks pondok MMA Uteran.

Masih menurut Kepala Desa Uteran, sejarah yang diceritakan para pini sepuh, bahwa saat laskar Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan terhadap tentara kompeni Belanda, laskar Diponegoro menggunakan strategi berkeliling (muter-muter bahasa jawa) maka Desa tersebut dinamakan Uteran, Belanda mengetahui strategi laskar Diponegoro tersebut yang berputar-putar /berkelilimg, Belanda menggempur dengan kekuatan lebih kuat lagi dan terjadilah pertempuran yang dahsyat.

Pasukan Diponegoro kocar-kacir digempur pasukan Belanda yang dipimpin Capitan Zaaz hingga bergulingan kearah barat dan akhirnya selamat. Daerah tersebut dinamakan GULINGAN (asal kata ngguling-ngguling) yang menjadi wilayah Desa Uteran saat ini.

Ditambahkan SURYONO, S.H. pada masa tersebut ada seorang sesepuh yang bernama Eyang MAKHALI, yang diperintahkan oleh Sri Sultan Mangkubumi I, dari keraton Ngayokjokarto Hadiningrat, untuk membentuk wilayah Onderan (kecamatan) di Wilayah Madiun Selatan yaitu Geger, Kebonsari, Dolopo, Dagangan.

Setelah terbentuk 4 (empat) wilayah tersebut, Eyang MAKHALI diangkat menjadi WEDONO (pembatu Bupati) di wilayah itu.
  
Periodesasi silsilah Pemerintah Desa Uteran sendiri sudah dipimpin enam belas (16) Bekel/Kepala Desa, yaitu:

1.   Eyang MARSANGIT Tahun 1789 - 1859
2.   Eyang MURDOKO Tahun 1859 - 1884
3.   Eyang WARDOYO Tahun 1884 - 1887
4.   Eyang NGALEREDJO Tahun1887 - 1890
5.   Eyang MUSTAHAL Tahun 1890 - 1891
6.   Eyang NGALIMUNDO Tahun 1891 - 1904
7.   Eyang MUSKAHAR Tahun 1904 - 1911
8.   Eyang DIKIN Tahun 1911 - 1914
9.   Eyang SONTO Tahun 1914 - 1921
10. Eyang SOIDJOJO Tahun 1921 - 1922
11. Eyang IMAM REDJO Tahun 1922 - 1940
12. Eyang MARTO ASIIR Tahun 1940 - 1968
13. Bapak SOEPARMAN Tahun 1968 - 1990
14. Bapak SAMUDJI Tahun 1990 - 1998
15. Bapak LATIEF Tahun 1998 - 2008
16. Bapak SURYONO, S.H. Tahun 2008

Penulis: zaenal Mursidin

Ada beberapa poin mengenai sejarah Desa Uteran,Pada masa perang Diponegoro nama Uteran disebut sebagai Dusun Nguter, hal itu tertuang pada Javaansche Brieven, surat Pangeran Ronggo Prawirodiningrat Bupati Wedono Madiun untuk ditujukan kepada Komisaris Jendral Belanda di Surakarta, dimana Dusun Nguter wilayah Madiun pernah sebagai tempat persinggahan Sosrodilogo saudara ipar Pangeran Diponegoro yang dibantu Raden Mas Ngabei Sosrodirjo Patih Madiun yang makamnya di Sewulan, surat tersebut berbunyi :

"Raden Ngabei Sasradirjo mungel ngintuni apyun. Wawrat kawan kati,pun Sosrodilogo sipeng sedalu, wonten dhusun Nguter bawah Madiun" 

artinya:

"R.Ngabei Sosrodirjo mengatakan mengirim apyun (bisa obat pegal/pegal atau bisa obat candu untuk rokok). Seberat empat ikat, dan Sosrodilogo menginap semalam, di desa Nguter wilayah Madiun"

Dan mengenai Wedono Uteran ada tokoh bernama Bahali Besari masih keturunan Kyai Ageng Basyariyah Sewulan yang makamnya berada di Sentono Ngunut,pada makam tersebut Sentono berartikan astana sebagai nama makam pada umumnya didaerah Jawa Timur pada masa lampau dan Ngunut berartikan nama tempat atau sebuah Dusun (Dusun Ngunut) seperti halnya Dusun Nguter pada keterangan diatas.
R.Brahm

Due to



Friday, September 13, 2019

Kuliner Jawa Tempo dulu

¤Masakan Jawa Kuno¤

1. Tempe, makanan ini tertulis dalam Serat Centhini abad 19, sementara kata Kadêle tertulis pada Serat Sri Tanjung sekitar abad 12 - 13 Masehi 2.Kuluban, Prasasti Rukam - Mataram Hindu,829 Saka (907 Masehi) 3.Lalab, Rumwah-Rumwah, prasasti Arum, Mataram Hindu 824 Saka (902 Masehi) 4.Hadaŋan haraŋ, Semacam sate lilit dari kerbau, Mataram Hindu, abad 8-10 Masehi 5.Kinca, Minuman Sari Asam, Mataram Hindu, abad 8-10 Masehi 6.Nalaka Rasa, Minuman sari tebu, Mataram Hindu, abad 8-10 Masehi 7.Rawon, Rarawwan, Prasasti Taji,901 Masehi 8.Kerupuk, Kurupuk, Prasasti Taji, 901 Masehi 9.Rujak, Rurujak, Prasasti Taji, 901 Masehi 10.Berbagai makanan dan masakan yang tertulis dalam Serat Centhini yang ditulis abad 19 Masehi dengan mengambil latar abad 17 Masehi, juga berbagai seluk beluk budaya Jawa termasuk kuliner, diantaranya -Kue Clorot -Apem -Semar Mendem -Kue putu mayang -kue coro bikang -kue rangin -mendut -Gempol Pleret -Kue Manco -Kue Gemblong -Cucur -Lepet -Besengek Tempe -Jadah -Wajik -Srabi -Balendrang -Jajan Pasar -Gudeg -Ketan Kolak Apem -Sayur Bobor -Sayur Menir -Opor Bebek -Tape -Brem -Kue Koci -Sekul Gaga -Timus -Pecel Iso -Sega Liwet -Rujak -Jenang -Dhawet -Tumpeng -Pisang Ayu. Fb. Irwan irawan


Pecel atau pecal adalah makanan yang menggunakan bumbu sambal kacang sebagai bahan utamanya yang dicampur dengan aneka jenis sayuran. Makanan ini populer terutama di wilayah DI Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Asal kata dan daerah pecel belum diketahui secara pasti. Dalam bahasa Jawa, pecel dapat diartikan sebagai ‘tumbuk’ atau ‘dihancurkan dengan cara ditumbuk.
Makanan ini sudah ada semenjak masa penjajahan Belanda.Buktinya, di Suriname, wilayah bekas jajahan Belanda juga terdapat pecel, meskipun ada perbedaan rasa di bumbu dan isinya, karena mengikuti selera dan keadaan di sana (Suriname). Pecel biasanya terbuat dari rebusan sayuran berupa bayam, taoge, kacang panjang, kemangi, daun turi, krai (sejenis mentimun), atau sayuran lainnya yang dihidangkan dengan disiram sambal pecel. Konsep hidangan pecel mirip dengan hidangan salad. Keduanya sama-sama menggunakan sayuran segar sebagai bahan utama (body) dan menggunakan dressing. Perbedaannya adalah, jika kebanyakan salad menggunakan mayones sebagai dressing, maka pecel menggunakan sambal pecel. Makanan ini juga mirip dengan gado-gado, walau ada perbedaan dalam bahan-bahan yang digunakan.

Sejarah Pecel

Bahan utama dari sambal pecel adalah kacang tanah sangrai dan cabai rawit yang dicampur dan ditumbuk dengan bahan lainnya seperti kencur, daun jeruk purut, bawang putih, asam jawa, gula merah, dan garam. Pecel sering juga dihidangkan dengan tempe goreng, rempeyek kacang, rempeyek ebi, rempeyek kedelai, atau lempeng beras. Selain itu pecel juga biasanya disajikan dengan nasi putih yang hangat ditambah daging ayam atau jeroan. Cara penyajian bisa dalam piring atau dalam daun pisang yang dilipat yang disebut pincuk. Rasa pecel yang pedas menjadi ciri khas dari masakan ini.

Pecel lebih dikenal makanan khas Kota Madiun Jawa Timur Indonesia yang terbuat dari rebusan sayuran berupa bayam, tauge, kacang panjang, kemangi, daun turi, krai (sejenis mentimun) atau sayuran lainnya yang dihidangkan dengan disiram sambal pecel. Konsep hidangan pecel mirip dengan hidangan salad dari Eropa. Keduanya sama-sama menggunakan sayuran segar sebagai bahan utama dan menggunakan topping. Perbedaanya adalah, jika salad menggunakan mayonaise sebagai topping, maka pecel menggunakan sambel pecel. Bahan utama dari sambal pecel adalah kacang tanah dan cabe rawit yang dicampur dengan bahan lainnya seperti daun jeruk purut, bawang, asam jawa, merica dan garam. Pecel sering juga dihidangkan dengan rempeyek kacang, rempeyek udang atau lempeng beras. Selain itu pecel juga biasanya disajikan dengan nasi putih yang hangat ditambah daging ayam atau jerohan. Cara penyajian bisa dalam piring atau dalam daun yang dilipat yang disebut pincuk. Masakan ini mirip dengan gado-gado, walau ada perbedaan dalam bahan-bahan yang digunakan. Rasa pecel yang pedas menyengat menjadi ciri khas dari masakan ini.
Kearifan Lokal dalam Sajian Nasi Pecel Madiun,

Sebenarnya masih ada yang berbeda dengan sajian makanan tradisional Pecel Madiun,
Disajikan menggunakan anyaman bambu diberi alas daun pisang,
Selain rasanya enak dan sayurannya bergizi juga mengandung sajian ramah lingkungan,
Tidak menggunakan plastik dan daun itu adalah bahan organik,
Ternyata penggunaan bahan daun untuk menyajikan makanan sudah ada sejak abad 10 Masehi,
Hal ini seperti adanya pesta besar syukuran penetapan tanah Sima (perdikan) masa Mataram Kuno dari Raja Balitung dalam Prasasti Taji-Ponorogo (823 Saka/901Masehi),
Dalam prasasti tersebut pesta besar dengan makan beralaskan daun yang disobek (ron dinānan) dibagikan kepada para pejabat tinggi kerajaan yg hadir, para pimpinan daerah, petugas, seniman, saksi, dan semua masyarakat yang hadir termasuk golongan tua-muda-para wanita,
Setelah selesai acara lalu mereka membuang daun (umuwah i ronnya) yang digunakan sebagai alas makan tersebut,
Mari kita teladani kearifan lokal dari nenek moyang kita,
Masih suka wisata kuliner kan??.
# Dari Kojakun Sutasoma untuk Pelestarian Lingkungan,
# Pilih Bumi apa Plastik?, Kita Pilih Cinta...
Sb.Aang Nugroho

Thursday, September 5, 2019

Basic English


Directions

Direction  (petunjuk arah)
1.       West               : barat
2.       East                : timur
3.       South             : selatan
4.       North             : utara
5.       Southeast   : tenggara            northeast : timur laut
6.       Southwest  : baratdaya          northwest : barat laut
7.       Turn left       : belok kiri
8.       Turn right    : belok kanan
9.       Go straight on/ go ahead      : jalan lurus
10.   Left hand side           : disebelah kiri
11.   Right hand side : disebelah kanan
12.   T- Junction : pertigaan
13.   Crossroad    : perempatan
14.   5 Intersection: proliman
15.   Opposite     : diseberang/berlawanan
16.   Go pass        : melewati
17.   Next to         : disebelah/selanjutnya
18.   Beside          : disamping
19.   Across from : diseberang dari..
20.   Behind          : dibelakang
21.   In front of…                                : didepan
22.   On the corner                              : di pojok
23.   The centre / middle                     : di tengah
24.   You will reach it                         : kamu akan sampai
25.   You can`t miss it                         : kamu pasti tdk kelewatan
26.   Could you tell me the way to….., please        : bisakah anda menunjukan jalan ke….?
27.   How to get to the…please? : bagaimana untuk ke….?
28.   Which way to…please?                       : jalan yg mana untuk ke…?
29.   Which is the best route to…                : mana rute terbaik menuju ke…?
30.   How do I get to…please?           : bagaimana saya ke..?
31.   You can get on…                        : kamu bisa naik…
32.   Get off on the….                         : turun di..
33.   Follow the ….                             : ikuti ….
34.   Path/alley/ passage way       : gang
35.   Street –road-boulevard-highway : jalan –jalanbesar-jalanraya-jalantol
36.   Avenue                                        : Jalan raya
37.   Pedestrian                                   : tempat pejalan kaki
38.   Sidewalk                                      : trotoar
39.   Direction to…                             : arahke….
40.   Traffic light                                 : bangjo
41.   Until the light                             : sampai lampu bangjo

WALKING AROUND
- Do you have a map of the city?
- Could you show me on the map?
- Can I get there on foot?
- How far is it?
- I’m lost
- Where is the Hotel Rex?
- Where is this hotel?
- Where is this street?
- Where is this avenue?
- How can I get to the train station?
- How can I get to the bus stop?
- How can I get to the ticket office?
- How can I get to the subway entrance?
- How can I get to the airport.
- Straight ahead
- To the right
- To the left
- A block away
- On the corner
- On the square
- Facing
- Opposite
- Across
- Next to
- Near
- Far
Exercise :
1.       From here, Could you tell me the way to square of Madiun, please?
From here, go straight on to the south, then turn left, go ahead, you go pass the Sonokeling Bridge, traffic light and you can`t miss the madiun square.              
2.       From here, How to get to the Sogaten Hospital, please?       
From SMK YP 17 Madiun, go straight to the north, after crossroad please you turn right, then turn left, then go straight on, after crossroad you  turn left, and you will reach it.
3.       From here, Which way to the SMA 3 Madiun please?
From here you go ahead go pass the railway doorstop, after the intersection please turn left, and then there is a T junction, please turn right. The SMA 3 is on the right hand side.                        
4.       Which is the best route to the Sleko Market, please?
Go ahead to the south. there is T junction you turn left, after go pass the bridge you turn right , you find the pump oil please turn left, after the crossroad turn right, and sleko market is on the left hand side.








ASKING FOR HELP WHEN YOU IN ABROAD
Excuse me sir!              
Pardon me!
Do you speak English?          
Do you understand English?   (apakah anda mengerti bhs Inggris)
I’m a tourist                                      (saya seorang wisatawan)
I don’t speak your language    (Saya tidak bisa Bhs anda)
I don’t speak Spanish.           
I speak very little Spanish.      (saya hanya sedikit tau bhs Spanyol)
I don’t understand.
I understand a little.
Please speak more slowly.       (tolong berbicara perlahan)
Please repeat.                          (tolong ulangi)
May I ask a question?             (bolehkah saya bertanya sesuatu)
Could you help me, please?    (bisakah anda membantuku?)
Where is the bathroom?          (dimana kamar mandi?)
Thank you very much.

Translate !
Tourist        : permisi nona!
Citizen        : ya.
Tourist        : apakah anda mengerti bahasa Inggris
Citizen        : Ya mengerti sedikit
Tourist        : Bisakah membantuku?
Citizen        : ya tentu
Tourist        : bisakah anda menunjukan padaku bagaimana ke Bandara dari here?
Citizen        : Ya dari sini kamu harus naik bus ke utara kira-kira 1 jam. Kamu
  akan turun di terminal Bis. Kamu bisa langsung naik shutle bus
Tourist        : ok terimakasih.
Citizen        : sama-sama



Exercise 2

Mona and Mita are the visitors of Brawijaya Museum. They are  from different town and plan to pay a visit to some tourist destinations in Malang. They are on the museum hall now, have a rest and exchange some information.

Mona  :  Malang is a very interesting place to visit, isn’t it?
Mita    :  I couldn’t agree more. What tourism spots have you visited? 
Mona   : I’ve been to Batu Secret Zoo.
Mita     : Oo.. really? I plan to go there after this. 1)……………….?
Mona   : you should go to the bus station first. Take Local Transportation LG to get there. Then, take                 the bus to Batu, and get off in front of the Zoo.
Mita     : Very kind of you. Where will you go after this?
Mona   : Actually I plan to visit my friend in Jl. Jombang, but I don’t know how to get there. ...........
Mita    : O ya. My sister stays in jl. Jombang. If you are willing I will show you how to get there.  .
Mona   : thanks a lot. I’m lucky to meet you here.

I.     Choose the correct answer to fill the blanks
      1.      A. Can you tell me how to get there
      B. Is it beautiful?
      C. Can you accompany me to go there?
      D. Let me tell you how to go there  
      2.     A. She lives near my lodging house
            B. Go straight a head until you come to the junction then turn right.  
            C. Open Google map and follow the direction.
            D. Send me her address

II. Compose a simple dialog of your own  expressing giving and asking Direction based on the following situation:

There is a stranger passing by your house. He is going to go to Panorama Hotel
yet he doesn’t know where it is. Based on the given map, create a dialog and tell him the direction to go there.