Friday, September 13, 2019

Kuliner Jawa Tempo dulu

¤Masakan Jawa Kuno¤

1. Tempe, makanan ini tertulis dalam Serat Centhini abad 19, sementara kata Kadêle tertulis pada Serat Sri Tanjung sekitar abad 12 - 13 Masehi 2.Kuluban, Prasasti Rukam - Mataram Hindu,829 Saka (907 Masehi) 3.Lalab, Rumwah-Rumwah, prasasti Arum, Mataram Hindu 824 Saka (902 Masehi) 4.Hadaŋan haraŋ, Semacam sate lilit dari kerbau, Mataram Hindu, abad 8-10 Masehi 5.Kinca, Minuman Sari Asam, Mataram Hindu, abad 8-10 Masehi 6.Nalaka Rasa, Minuman sari tebu, Mataram Hindu, abad 8-10 Masehi 7.Rawon, Rarawwan, Prasasti Taji,901 Masehi 8.Kerupuk, Kurupuk, Prasasti Taji, 901 Masehi 9.Rujak, Rurujak, Prasasti Taji, 901 Masehi 10.Berbagai makanan dan masakan yang tertulis dalam Serat Centhini yang ditulis abad 19 Masehi dengan mengambil latar abad 17 Masehi, juga berbagai seluk beluk budaya Jawa termasuk kuliner, diantaranya -Kue Clorot -Apem -Semar Mendem -Kue putu mayang -kue coro bikang -kue rangin -mendut -Gempol Pleret -Kue Manco -Kue Gemblong -Cucur -Lepet -Besengek Tempe -Jadah -Wajik -Srabi -Balendrang -Jajan Pasar -Gudeg -Ketan Kolak Apem -Sayur Bobor -Sayur Menir -Opor Bebek -Tape -Brem -Kue Koci -Sekul Gaga -Timus -Pecel Iso -Sega Liwet -Rujak -Jenang -Dhawet -Tumpeng -Pisang Ayu. Fb. Irwan irawan


Pecel atau pecal adalah makanan yang menggunakan bumbu sambal kacang sebagai bahan utamanya yang dicampur dengan aneka jenis sayuran. Makanan ini populer terutama di wilayah DI Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Asal kata dan daerah pecel belum diketahui secara pasti. Dalam bahasa Jawa, pecel dapat diartikan sebagai ‘tumbuk’ atau ‘dihancurkan dengan cara ditumbuk.
Makanan ini sudah ada semenjak masa penjajahan Belanda.Buktinya, di Suriname, wilayah bekas jajahan Belanda juga terdapat pecel, meskipun ada perbedaan rasa di bumbu dan isinya, karena mengikuti selera dan keadaan di sana (Suriname). Pecel biasanya terbuat dari rebusan sayuran berupa bayam, taoge, kacang panjang, kemangi, daun turi, krai (sejenis mentimun), atau sayuran lainnya yang dihidangkan dengan disiram sambal pecel. Konsep hidangan pecel mirip dengan hidangan salad. Keduanya sama-sama menggunakan sayuran segar sebagai bahan utama (body) dan menggunakan dressing. Perbedaannya adalah, jika kebanyakan salad menggunakan mayones sebagai dressing, maka pecel menggunakan sambal pecel. Makanan ini juga mirip dengan gado-gado, walau ada perbedaan dalam bahan-bahan yang digunakan.

Sejarah Pecel

Bahan utama dari sambal pecel adalah kacang tanah sangrai dan cabai rawit yang dicampur dan ditumbuk dengan bahan lainnya seperti kencur, daun jeruk purut, bawang putih, asam jawa, gula merah, dan garam. Pecel sering juga dihidangkan dengan tempe goreng, rempeyek kacang, rempeyek ebi, rempeyek kedelai, atau lempeng beras. Selain itu pecel juga biasanya disajikan dengan nasi putih yang hangat ditambah daging ayam atau jeroan. Cara penyajian bisa dalam piring atau dalam daun pisang yang dilipat yang disebut pincuk. Rasa pecel yang pedas menjadi ciri khas dari masakan ini.

Pecel lebih dikenal makanan khas Kota Madiun Jawa Timur Indonesia yang terbuat dari rebusan sayuran berupa bayam, tauge, kacang panjang, kemangi, daun turi, krai (sejenis mentimun) atau sayuran lainnya yang dihidangkan dengan disiram sambal pecel. Konsep hidangan pecel mirip dengan hidangan salad dari Eropa. Keduanya sama-sama menggunakan sayuran segar sebagai bahan utama dan menggunakan topping. Perbedaanya adalah, jika salad menggunakan mayonaise sebagai topping, maka pecel menggunakan sambel pecel. Bahan utama dari sambal pecel adalah kacang tanah dan cabe rawit yang dicampur dengan bahan lainnya seperti daun jeruk purut, bawang, asam jawa, merica dan garam. Pecel sering juga dihidangkan dengan rempeyek kacang, rempeyek udang atau lempeng beras. Selain itu pecel juga biasanya disajikan dengan nasi putih yang hangat ditambah daging ayam atau jerohan. Cara penyajian bisa dalam piring atau dalam daun yang dilipat yang disebut pincuk. Masakan ini mirip dengan gado-gado, walau ada perbedaan dalam bahan-bahan yang digunakan. Rasa pecel yang pedas menyengat menjadi ciri khas dari masakan ini.
Kearifan Lokal dalam Sajian Nasi Pecel Madiun,

Sebenarnya masih ada yang berbeda dengan sajian makanan tradisional Pecel Madiun,
Disajikan menggunakan anyaman bambu diberi alas daun pisang,
Selain rasanya enak dan sayurannya bergizi juga mengandung sajian ramah lingkungan,
Tidak menggunakan plastik dan daun itu adalah bahan organik,
Ternyata penggunaan bahan daun untuk menyajikan makanan sudah ada sejak abad 10 Masehi,
Hal ini seperti adanya pesta besar syukuran penetapan tanah Sima (perdikan) masa Mataram Kuno dari Raja Balitung dalam Prasasti Taji-Ponorogo (823 Saka/901Masehi),
Dalam prasasti tersebut pesta besar dengan makan beralaskan daun yang disobek (ron dinānan) dibagikan kepada para pejabat tinggi kerajaan yg hadir, para pimpinan daerah, petugas, seniman, saksi, dan semua masyarakat yang hadir termasuk golongan tua-muda-para wanita,
Setelah selesai acara lalu mereka membuang daun (umuwah i ronnya) yang digunakan sebagai alas makan tersebut,
Mari kita teladani kearifan lokal dari nenek moyang kita,
Masih suka wisata kuliner kan??.
# Dari Kojakun Sutasoma untuk Pelestarian Lingkungan,
# Pilih Bumi apa Plastik?, Kita Pilih Cinta...
Sb.Aang Nugroho

No comments:

Post a Comment