Sunday, October 6, 2019

Sejarah Sekolah Di Indonesia


Sekelumit sejarah Pendidikan indonesia.

Pendudukan portugis

Memasuki abad ke 16, bangsa Portugis  datang dan menduduki  Indonesia,  mereka  mendirikan beberapa sekolah yang bertujuan memberikan pendidikan baca, tulis, dan hitung sekaligus mempermudah penyebaran agama katolik.

Pendudukan belanda

Dan pada abad yang sama  belanda juga masuk dan menduduki nusantara , menggantikan pendudukan portugis, dan sistem pendidikan yg dirintis portugis otomatis berhenti digantikan sistem pendidikan belanda.

Dan daerah yang pertamakali mendapat sistem pendidikan belanda adalah kota ambon (maluku) dan mendirikan beberapa sekolah .
Ketika tahun 1617 belanda memperluas sistem pendidikan sampai pulau jawa , dengan didirikannya sekolah di batavia

Memasuki tahun 1627 sudah berdiri 16 sekolah yang mendidik ±1300 siswa yang didominasi oleh anak keluarga bangsawan saja.
Memasuki abad 19 belanda memperluas sekolah pendidikan sampai tiap ibukota karesidenan di nusantara berjumlah 20 sekolah. Seiring diberlakukannya sistem tanam paksa belanda yang membutuhkan banyak tenaga ahli dalam berbagai bidang.

Pada akhir abad 19 seiring berakhirnya sistem tanam paksa dan memasuki masa politik etis , Sekolah belanda mulai menerima siswa dari beberapa kalangan
Dan berkembang menjadi "Sekolah Rakjat".

Abad awal 20 sistem pendidikan belanda berubah menjadi formal dan terstruktur
Yaitu : 
1. ELS (Europeesche Lagere School) – Sekolah dasar bagi orang eropa.

2. HIS (Hollandsch-Inlandsche School) – Sekolah dasar bagi pribumi.

3. MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) – Sekolah menengah.

4. AMS (Algeme(e)ne Middelbare School) – Sekolah atas.

5. HBS (Hogere Burger School) – Pra-Universitas.

(Perguruan tinggi)

1. School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) – Sekolah kedokteran di Batavia.

2. Nederland-Indische Artsen School (NIAS) – Sekolah kedokteran di Surabaya.

3. Rechts Hoge School – Sekolah hukum di Batavia.

4. De Technische Hoges School (THS) – Sekolah teknik di Bandung.

Fb. Riyan Dama

No comments:

Post a Comment