![]() |
Lanud Iswahjudi |
Lanud Iswahjudi adalah lapangan udara yang merupakan warisan Militaire Luchtvaart yaitu angkatan udara pemerintah Hindia Belanda ketika masih memerintah di wilayah nusantara.
Lapangan Udara ini dibangun pada tahun1939 menjelang Perang Dunia II untuk kepentingan militer pemerintah Hindia Belanda dan sekutu dalam perang Pacifik menghadapi tentara kerajaan Jepang.
Pembangunan Pangkalan Udara Maospati oleh Hindia Belanda dengan dua landasan pacu berukuran 1586 x 53 meter.
Pada tahun1941 Militaire Luchtvaart menempatkan satu skadron tempur di Maospati, dengan pesawat Curtiss 75A-7 Hawk.
Pada akhir tahun dua skuadron tempur diaktifkan dengan kekuatan pesawat Curtiss Wright 21B Interceptor dan diadakan mobilisasi perang untuk menghadapi serbuan tentara Jepang.
Lapangan Udara ini juga sempat digunakan oleh pesawat Boeing B-17 Flying Fortress, sebuah pesawat pengebom pengintai sayap rendah milik Amerika Serikat ketika Perang Dunia II.
Pada tahun 1942,Lapangan Udara Maospati sempat dibumi-hanguskan oleh pemerintah Hindia Belanda ketika mereka kalah perang dan diusir dari wilayah nusantara oleh tentara Jepang. Belanda menyerah kepada Jepang Tanggal 8-3-1942 Pangkalan Udara Maospati dikuasai Angkatan Laut Jepang (Kaigun Kokusho). Disamping Angkatan Laut ditempatkan pula Batalyon Angkatan Darat (Rikugun) yang bertugas sebagai Pasukan Pertahanan Pangkalan. Pangkalan ini juga digunakan untuk menyimpan segala jenis motor pesawat buatan Jepang. Jika pangkalan lain memerlukan mesin pesawat maka dipasok dari Pangkalan Maospati.
Pada tahun 1945 ,tentara Jepang kalah perang melawan Sekutu dan ketika negara kita merdeka maka Lapangan Udara Maospati otomatis menjadi milik kita dan nama Lapangan Udara Maospati berubah menjadi Pangkalan TNI AU Iswahjudi berdasarkan Surat Keputusan Menteri / Panglima Angkatan Udara Nomor : 564 Tanggal 4 Nopember1960.
Pada jaman dulu Lapangan Udara di hampir wilayah Nusantara yang dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda,agaknya merupakan hasil gusuran
Lapangan Udara Maospati pun berdiri di lahan hasil gusuran,karena berdasarkan buku "Awal Kedirgantaraan di Indonesia: Perjuangan AURI 1945-1950" (2008), untuk membangun Pangkalan Udara Iswahjudi, pemerintah harus menggusur beberapa bagian wilayah Desa, yaitu Desa Ngujung, Desa Ronowijayan, Desa Kinandang, Desa Setren, Desa Kleco, Desa Kincang Kulon,Desa Pandeyan dan Desa Mranggen.
Warga yang digusur mendapat uang ganti rugi dan pindah ke desa lain yang mereka inginkan. Sebagian ada juga yang ikut bedol desa atau meninggalkan desa bersama orang sedesa ke sebuah desa baru.
Warga Desa Pandeyan, misalnya, pindah ke Desa Bogorejo, sementara warga dari Desa Ronowijayan berpindah ke lahan yang kemudian bernama Sukolilo.
Sumber:
Fanspage FB. Kabar EMCE
http://www.lanud-iswahjudi.mil.id/
No comments:
Post a Comment